Apakah Kita Sudah Berakhlaqul Karimah?

Hmm.. Pertanyaan seperti yang ada pada judul tulisan ini tentu hanya kita sendiri dan Allah Swt yang bisa menjawabnya. Namun, mungkin saja pendapat orang lain juga bisa dijadikan sebagai bahan introspeksi diri. Setiap anak yang masih berusia balita sampai sekolah dasar, ketika diberi pertanyaan, “Siapa yang shaleh??”, mereka kerap kali menjawab, “Saya!” sambil mengangkat tangan atau mengacungkan jari telunjuk mereka. Mungkin waktu kita seusia itu pun juga pernah mengalaminya. Namun, sekarang, apakah kita yang sudah menginjak usia dewasa ini masih mampu menjawab dan mengaku bahwa kita adalah orang yang shaleh tanpa beban? Eits! Tunggu dulu! Untuk orang dewasa, jika mengaku-ngaku di hadapan orang lain bahwa dirinya shaleh, maka justru keshalehannya dipertanyakan. (Betul, tidak?) πŸ™‚

Menurut salah satu artikel yang saya baca di majalah Percikan Iman edisi Desember 2010, setidaknya ada tujuh kriteria orang shaleh yang harus kita praktikan dalam keseharian, salah satunya adalah akhlaqul karimah yang artinya berakhlaq mulia dan santun kepada orang lain.

Ciri-ciri orang yang ber-akhlaqul karimah di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Tidak menghina dan dzalim kepada orang lain,

2. Menghindari prasangka buruk,

3. Bersikap ramah kepada sesama manusia,

4. Berbicara santun dan menghargai orang lain,

5. Mendoakan yang terbaik untuk orang lain,

6. Berusaha meringankan beban orang lain, dan

7. Berusaha mencintai orang lain dengan tulus tanpa meminta imbalan.

Setelah mengetahui ciri-ciri orang yang ber-akhlaqul karimah, apakah hati kita sudah bisa mengatakan, “Ya, saya sudah ber-akhlaqul karimah,”? Ayo kita renungkan bersama-sama. Apakah kita sudah bisa memberikan kebahagiaan untuk orang lain, dan apakah keberadaan kita sangat disenangi atau bahkan diharapkan oleh orang lain. Atau mungkin kita masih suka menghina dan mendzalimi orang lain. Kita belum bisa meringankan beban orang lain, malah mungkin menambah beban orang lain. Kita selalu ingin dihargai, tetapi kita sendiri tidak pernah menghargai jerih payah orang lain. Mungkin kita masih suka berprasangka buruk terhadap orang lain dan mencintai orang lain dengan mengharapkan imbalan. Wallaahu’alam. Sekali lagi, kesadaran ada pada diri kita sendiri. Dan hanya Allah Swt. yang Maha Mengetahui segala sesuatu tentang diri kita. Yang bisa kita lakukan sekarang adalah selalu berintrospeksi diri.

Terkadang kita kesal pada sikap seseorang, kecewa dengan apa yang telah dilakukannya terhadap diri kita, dan berpikiran bahwa seharusnya orang itu tidak melakukan hal buruk pada kita. Cobalah untuk berpikir positif dan berintrospeksi diri. Mungkin saja selama ini sikap kita juga belum lebih baik dari orang itu. Rasul bersabda, β€œBerbahagialah orang yang sibuk dengan urusan kekurangan dirinya ketimbang orang yang mengurusi kelemahan dan kesalahan orang lain.” (H.R. Al-Bazar)

Setelah kita yakin bahwa kita sudah ber-akhlaqul karimah (tanpa dipublikasikan kepada orang lain), barulah kita mengajak orang lain untuk ber-akhlaqul karimah seperti kita. πŸ™‚

Dengan mengucapkan Basmalah, marilah kita sama-sama memperbaiki diri untuk menjadi seorang hamba Allah Swt. yang ber-akhlaqul karimah. Barakallah, teman.. πŸ™‚

Siapa sih yang tidak mau menjadi orang yang berakhlak mulia dan santun kepada orang lain?? So, ayo berjuang untuk menjadi yang terbaik dan berusaha untuk selalu berbuat baik kepada sesama. Setuju????? πŸ˜€

4 thoughts on “Apakah Kita Sudah Berakhlaqul Karimah?

Leave a comment