Sinar yang Menyakitkan

image

Duhai..
Senja datang membelai mata
bersama rindu yang perlahan tiba
menyapa setiap udara yang kuhirup
Ia merasuki tubuh, menyesakkan dada
mengikuti aliran darah, menyebar ke segala arah

Tak perlu menunggu lama
di kejauhan sana
sinar terang mengalihkan perhatian
semakin dekat dan begitu menyilaukan
hingga senja terurai dari pandangan
Keberaniannya yang gagah mengukir senyum terindah
menghapus segala rindu di dada

Aku tersentuh…

Dilema..
Jalan hidup membawaku pergi jauh ke barat, hingga baginya waktu berjalan begitu lambat
Harapanku berbisik, “Tunggulah aku..”
Namun sinarnya tak cukup untuk menungguku kembali

Ia memilih berpetualang sendiri, tanpa takut menyakiti
Menghapus ukiran senyumku, dan menggantinya dengan goresan luka
Wajahnya berpaling
sinarnya perlahan sirna
seiring berakhirnya senja

Kini malam pun tiba
gelap, tiada cahaya
Allah, izikan aku untuk menundukkan hati dan memejamkan mata
hingga cahayaku datang menyapa, cahayaku yang sejuk dipandang mata

3 thoughts on “Sinar yang Menyakitkan

  1. Ikut nimbrung karena ttg cahaya, ada sesuatu yg keren ttg cahaya, hanya bisa merasa “Waahh” ketika baca ini :

    “Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Q.S.24:35) 🙂

Leave a comment