Tugas 4 : Surat dari Saya untuk Saya


Assalamualaikum.
Hai, Din! Bagaimana kabarmu hari ini? Saya dengar belakangan ini pikiran dan hatimu sedang “kacau”. Apakah itu benar? Sejak mengetahui kabar itu, saya sangat khawatir dengan keadaanmu. Kamu harus selalu ingat. Jika kamu tidak mampu mengendalikan semua itu, maka kesehatanmu bisa terancam. Coba kamu ingat lagi. Berapa kali asam lambungmu meningkat karena stress? Berapa kali kepalamu sakit karena jiwamu tertekan? Kendalikan pikiran dan hatimu, sayang. Sering kali ketakutanmu melebihi apa yang sebenarnya akan terjadi, loh. Saya tahu, masalah yang kamu hadapi banyak dan berat. Tetapi saya juga tahu, bahwa kamu bukan gadis yang lemah. We have Allah. Tentu kamu ingat betul bagaimana kamu bisa melewati berjuta masalah dengan baik. You can’t without Allah, dear. Mintalah petunjuk dan kekuatan pada-Nya. SEMANGAT, YA!!! 😀
\(^O^)/

Din, penampilanmu tampak cerah hari ini. Jaket dan tasmu yang berwarna kuning menutup gelapnya kerudung, kemeja, dan rokmu yang berwarna hitam. Sepatu dan kaos kaki putihmu membuatmu semakin manis. Gue suka gaya lo! Kurang lebih begitu kata orang Betawi. Mungkin di luar sana banyak yang memujimu. Tetapi, untuk hari ini, semoga saya menjadi orang pertama yang memuji penampilanmu. You are so cool, girl! Keren pisan lah pokona mah! 😀

Hey, kamu tahu, nggak? Kamu tuh lebih keliatan keren kalo lagi nulis. Saya suka. Bukan. Tetapi saya sangat suka. Bahkan saya tahu masalah apa yang kerap kali muncul di pikiran kamu saat akan menulis. Kamu selalu ingin menulis dengan sempurna. Sungguh, Sang Penghalang Jalan di kepalamu itu sangat menghambatmu dalam menulis. Kamu sudah memberinya cacing? Bagaimana dengan kosmetikmu? Yang mana saja yang akan kamu berikan untuknya? Apakah pakaian pestanya sudah jadi? Segera bertindak, Din! Saya tahu betul potensimu sangat besar. Namun, kalau jalanmu masih terus dihalangi, potensimu tidak akan berkembang.

Setiap kali saya membaca karyamu, sering kali saya nggak percaya kalau itu tulisanmu. Saya selalu suka dengan tulisanmu. Ketika orang lain sudah tidak ada lagi yang peduli, saya akan terus menyemangatimu, terus menunggu karya-karya emasmu. Kamu harus tahu, saya ini adalah penggemar beratmu, pembaca setia tulisan-tulisanmu. Seingat saya, tidak ada satupun tulisanmu yang terlewatkan oleh mata saya. Jadi, jangan takut kehilangan penggemar, ya! Hehehe… 😀

Terus menulis ya, Din! Dan untuk semua masalahmu, segeralah menuntaskannya, karena masalah itu bukan untuk dihindari melainkan dihadapi. Kamu bisa minta bantuan saya kalau kamu butuh. Kita berdoa bersama, meminta pertolongan-Nya. Be patient, sweety. Semua akan indah pada waktunya. Kamu tentu boleh menangis. Terkadang menangis itu perlu saat mulut sudah tidak bisa mengungkapkan segala desakan di hati. Saya tidak akan berhenti menyemangatimu. Kalau perlu, saya bisa jadi cheerleaders di depanmu.

Give me D! Give me I! Give me N! Give me I again! Go DINI, Go DINI, GO!!!”
\(^o^)/

Your Soul,
Dini Nurhadyani

Sumber Gambar :
https://www.jobzippers.com/blog/2012/02/how-to-write-cover-letters/cover-letter-writing/

4 thoughts on “Tugas 4 : Surat dari Saya untuk Saya

    • si om hahn ini pasti korban WP.. hahha.. 😆

      eh lebih asik nulis surat untuk kamu dimasa depan, misalnya 3 atau 5 tahun lagi.. jadi konsepnya kamu tulis mau jadi apa kmu dimasa depan.. tapi dengan gaya nulis surat.. ngertikan?

      trus jaga tulisan kmu.. untuk 3 atau 5 tahun.. jangan ilang.. ntar 3 ~ 5 tahun kedepan.. baca lagi deh suratnya.. dannn.. ntah apa yang terjadi.. :mrgreen:

Leave a comment